Rabu, 07 Juni 2017

Materi Kuliah Tentang Validitas




VALIDITAS


A.    Pengertian Validitas.
Secara etimologi validitas berasal dari bahasa inggris yaitu  valid. Valid didalam kamus oxford dikatakan valid is the state of being legaly acceptable atau sesuatu yang bisa diterima menurut hukum. Mudahnya dapat diartikan benar atau sah.
Seperti yang kita ketahui validitas berasal dari kata valid, tetapi ada sedikit perbedaan dalam penempatannya. Contohnya, jika dikatakan “soal itu valid”, merupakan kalimat yang dapat dipahami, sedangkam jika dikatakan “soal itu validitas”, maka kalimat tersebut tidak dapat dipahami, kecuali bila dikatakan “ soal itu memiliki validitas yang tinggi”,  maka kalimat tersebut dapat dipahami.
Dari paragraf diatas dapat disimpulkan bahwasannya, validitas dan valid memiliki sedikit perbedaan dalam penggunaanya. Kata valid dapat diartikan benar atau sah sedangkan validitas diartikan sebagai takaran atau ukuran kebenaran atau keabsahan sesuatu.
Validitas dalam evaluasi pendidikan berhubungan erat dengan pelaksanaan tes hasil belajar. Bila dikaitkan dengan fungsi tes sebagai alat ukur, maka sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut tersusun secara tepat, benar, dan shahih, atau dengan kata lain dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah tes dikatakan telah memiliki validitas apabila tes tersebut secara tepat, benar atau shahih telah dapat mengungkapkan atau mengukur apa yang seharusnya diungkap atau diukur lewat tes tersebut.
Berikut adalah definisi validitas menurut beberapa ahli:                                     
*      Menurut Suharsimi arikunto (2006) : validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tinngkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument.
*      Menurut anastasi (1990) : validitas adalah ketepatan mengukur konstruk, menyangkut “what the test measure and how well it does”.
*      Menurut arikunto (1995) : validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan diukur.
*      Menurut sukadji (2000) : validitas adalah derajat yang menyatakan suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur.
*      Menurut azwar (1986) : validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya.
B.     Macam – macam validitas.
Menurut Suharsimi ada dua jenis validitas logis dan validitas empiris. Sementara validitas itu terbagi menjadi beberapa yaitu validitas isi, validitas konstruksi, validitas empiris, validitas ramalan (predictive validity), validitas bandingan.
1.      Validitas logis
Istilah logis berasal dari kata logika yang berarti penalaran. Dengan makna demikian maka validitas logis untuk sebuah instrument evaluasi menunjukan pada kondisi suatu instrument yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan penalaran.
a.       Validitas isi (content validity)
Yaitu pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Validitas isi merupakan validitas yang diperhitungkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah “ sejauh mana item-item dalam suatu alat ukur yang bersangkutan?” atau berhubungan dengan representasi dari keseluruhan kawasan.
b.      Validitas konstruksi (contruct validity)
Secara etimologi, kata konstruksi mengandung arti susunan, kerangka atau rekaan. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas kontruksi apabila butir – butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berfikir. Dengan  kata lain jika butir – butir soal mengukur aspek berfikir tersebut sudah sesuai dengan aspek berfikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus.
            Sebagai contoh jika ruusan tujuan instruksional khusus (TIK), “siswa dapat mengenal tata cara menyalakan komputer”, maka maka butir soal pada tes merupakan perintah bagaimana cara menyalakan komputer dengan baik.
2.      Validitas empiris
Validitas empiris artinya “pengalaman” sebuah instrument dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Untuk menentukan apakah tes hasil belajar sudah memiliki validitaas empirik ataukah belum dapat dilakukan penelusuran dari dua segi, yaitu segi daya ketepatan meramal atau prediksi , dan daya ketepatan bandingan.
a.       Validitas ramalan (predictive validity)
Setiap kali menyebutkan istilaah ramalan maka didalamnya akan terkandung pengertian mengenai sesuatu yang terjadi dimasa yang akan datang. Apabila istilah ramalan dikaitkan dengan validitas tes maka yang dimaksud adalah suatu kondisi yang menunjukan seberapa jauhkah sebuah tes telah dapat dengan secara tepat menunjukan kemampuannya untuk meramalkan apa yang akan terjadi dimasa akan datang.
Jadi pada dasarnya tes yang dilakukan adalah dengan memberikan bentuk soal, item dan sarat yang diberikan  harus memiliki tujuan akhir yang akan ditempuh sehingga proses atau hasil yang dicapai dapat diprediksi sebelumnya.
b.      Validitas Bandingan (concurrent validity).
Tes sebagai alat pengukur dapat dikatakan memiki validitas bandingan apabila tes tersebut secara tepat telah mampu menunjukan adanya hubungan searah antara tes pertama dan tes berikutnya menurut suharsimi dalam hal ini tes dipasangkan  dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal yang telah lampu atau telah berlalu.
Validitas bandingan juga sering dikenal dengan istilah validitas sama saat, validitas pengalaman atau validitas ada sekarang. Dalam menguju validitas bandingan, data yang mencerminkan pengalamaan masa lalu kita bandingkan dengan hasil tes yang diperoleh sekarang.  Jika hasil tes sekarang memiliki hubungan searah dengan hasil tes pengalaman maka tes tersebut memiliki validitas bandingan.
Misalnya seoorang guru ingin mengetahui apakah tes sumatif yang disusun sudah valid atau belum. Untuk itu maka diperlukan sebuah kriterium masa lalu yang datanya ada sekarang. Contoh, nilai ualngan harian yang lalu.




C.     Faktor – faktor yang Mempengaruhi Validitas.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi validitas alat penguku sebagai berikut:
1.      Faktor didalam tes itu sendiri, diantaranya:
·         Petunjuk  pengerjaan tes yang tidak jelas.
·         Istilah / kata-kata dalam susunan kalimat dalam item (soal) terlalu sukar.
·         Item –item tes tidak sesai dengan materi yang diajarkan.
·         Kata – kata dalam item soal sukar dipahami.
·         Pemberian petunjuk yang dilakukan oleh pengawas yang tidak merata.
2.      Faktor dari administrasi dan skor
·         Karena kurang waktu.
·         Gangguan situasi sekitar pada saat tes.
·         Siswa mendapat pertolongan yang tidak seharusnya.
·         Teknik pemberian skor yang tidak konsisten
3.      Faktor  berasal dari siswa.
·         Siswa malas berfikir dan cenderung menerka – nerka jawaban.
·         Siswa mengalami gangguan emosional pada saat tes.
D.    CARA MENGETAHUI VALIDITAS ALAT UKUR

Pearson mengatakan bahwa ada sebuah teknik yang digunakan untuk
mengetahui kesejajaran antara hasil tes dengan kriterium, yaitu teknik korelasi product moment. Rumus korelasi product moment terdapat 2 macam cara, yaitu:
a.    Korelasi product moment dengan simpangan
Ket.:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua
variabel yang dikorelasikan (x = X − X dan y = Y − Y)
Σxy= jumlah perkalian dengan x dan y
x2= kuadrat dari x
y2= kuadrat dari y
b.    Korelasi product moment dengan angka kasar

                      Ket :
rxy= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua
variabel yang dikorelasikan.

E.     Validitas Butir Soal atau Validitas Item
Validitas butir soal berguna untuk butir-butir soal yang menyebabkan soal secara keseluruhan menjadi jelek karena memiliki validitas yang rendah. Sedangkan validitas item berguna untuk mengetahui validitas item jika mempuyai dukungan besar terhadap skor total. Jadi, sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item sejajar dengan skor total. Cara lain untuk menghitung validitas item adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
F.      Tes Terstandar Sebagai kriterium Dalam Menentukan Validitas
Tes terstandar adalah tes yang telah diujikan beberapa kali sehingga terjamin
kevalidannya. Ada beberapa identitas yang dimiliki oleh tes terstandar, antara lain sudah dicobakan berapa kali dan dimana, berapa koefisien validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda, dll.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan tentang validitas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa validitas merupak syarat yang harus dipenuhi dalam suatu test. Tanpa validitas maka kita tidak bisa mengetahui sejauh mana keshahian suatu tes. Karna pada prinsipnya validitas adalah ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Contoh Didalam dunia pendidikan jika seorang guru ingin mengukur partisipasi siswa dalam proses belajar maka dapat dilihat/ diukur dari kehadiran, terpusatnya perhatian pada pelajaran, ketepatan menjawab pertannyaan yang diajukan oleh guru dalam arti relevan pada permasalahannya, bukan diukur dari nilai yang diperoleh pada saat ulangan saja.

B.     Saran
Demikian makalah yang dapat kelompok kami sajikan untuk penyempurnaan selanjutnya penyusun meminta agar pembaca memberikan kritik dan sarannya.

















DAFTAR PUSTAKA






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Materi Kuliah Tentang Validitas

VALIDITAS A.     Pengertian Validitas. Secara etimologi validitas berasal dari bahasa inggris yaitu   valid. Valid didalam kamus ...